29 January 2010

Lebih bahagia dan sehat dengan OR

Di dalam tubuh yang sehat, terdapat jiwa yang sehat,” kata pepatah Yunani yang pernah dipopulerkan oleh menteri-menteri di zaman Orde Baru. Dulu penulis meragukan keabsahan ungkapan ini dengan menunjuk pada kenyataan yang ada: banyak orang-orang yang dari luar badannya terlihat sehat dan kuat, namun memiliki gangguan jiwa yang cukup parah. Sekarang, seiring dengan makin majunya pengetahuan di bidang neuropsikologi, peribahasa tersebut tidak sepenuhnya salah. Kini kita tahu bahwa, meskipun tidak tampak dari luar, orang-orang yang memiliki gangguan jiwa juga memiliki kelainan neurologis atau gangguan hormonal dalam otaknya.

Bagaimana dengan anda-anda yang merasa cukup ‘waras’? Seperti yang dilaporkan oleh LiveScience dan Scientific American Mind edisi Juli 2007, olahraga pun bermanfaat bagi kesehatan mental dan kecerdasan anda.

Obat Anti-depresi Alami

Para peneliti dari University of Texas meneliti 40 orang penderita gangguan depresi mayor yang berumur antara 18 hingga 55 tahun, tidak sedang mengkonsumsi obat anti-depresan, dan tidak berolahraga dengan teratur. Mereka kemudian dibagi sama banyak ke dalam dua grup; grup pertama diperintahkan untuk berjalan di atas treadmill selama 30 menit, sementara grup kedua hanya duduk diam dalam jangka waktu yang sama. Mood mereka disurvei 5 menit sebelum sesi dimulai, juga 5, 30, dan 60 menit setelahnya.

Dari hasil survei tersebut, pada kedua grup ditemukan penurunan dalam perasaan-perasaan negatif (seperti ketegangan, depresi, rasa marah, dan kelelahan) seusai sesi dilakukan. Namun, hanya grup pertama yang merasa lebih baik, lebih bersemangat, dan merasa lebih sejahtera secara psikologis. Efek peningkatan mood ini cukup besar, setara dengan efek yang dirasakan dari merokok, konsumsi kafein, atau makan berlebihan (binge eating).

Dalam penelitian ini, efek dari olahraga yang singkat memang tidak bertahan cukup lama (mood partisipan kembali seperti semula dalam waktu 1 jam), namun olahraga, jika dilakukan bersama-sama dengan pengobatan dan konseling yang teratur, dapat membantu untuk mengatasi depresi berat. Untuk orang-orang yang mengalami depresi ringan atau sedang, olahraga juga dapat membantu mengurangi perasaan tidak berdaya atau kesepian.

Anda mungkin juga pernah merasakan manfaat psikologis olahraga seperti di atas. Namun apa mekanisme biologis yang menyebabkan hal itu terjadi? Astrid Bjornebekk dari Karolinska Institute di Swedia kemudian mencoba menjelaskannya dengan melakukan eksperimen pada tikus-tikus percobaan. Grup pertama dari tikus-tikus ini telah direkayasa gen-nya untuk menjadi depresi secara alamiah, dan grup kedua adalah tikus-tikus normal. Separuh dari kedua grup tersebut kemudian selama 30 hari diperkenankan untuk menggunakan “roda lari” (running wheel) sebagai simulasi olahraga.

Lalu bagaimana caranya mengetahui tikus-tikus itu mendapat manfaat positif dari berolahraga? Ia menggunakan cara terstandar yang disebut “tes renang”. Caranya adalah dengan menceburkan tikus-tikus itu ke air, lalu mengukur durasi waktu yang dihabiskan tikus-tikus tersebut untuk berenang (sebagai catatan, tikus yang depresi biasanya cenderung akan tetap diam). Hasilnya, tikus-tikus depresi yang menggunakan roda lari selama 30 hari lebih aktif berenang daripada tikus-tikus yang tidak menggunakannnya. Penelitian lebih lanjut menunjukkan bahwa tikus-tikus tersebut juga mengalami peningkatan neuron secara dramatis pada salah satu area otak bernama hippocampus, yaitu area yang terkait erat dengan proses belajar dan mengingat.

Mengurangi Akibat Penuaan

Ingin mengetahui apakah hal yang sama juga terjadi pada manusia, para peneliti dari Columbia University dan Salt Institute for Biological Studies di San Diego membandingkan hasil pemindaian aktivitas otak (dengan MRI) pada tikus dan pada manusia. Seperti yang dilaporkan oleh majalah Scientific American Mind edisi Juni-Juli 2007, mereka menemukan bahwa neurogenesis (pertumbuhan sel syaraf baru pada otak) terjadi pada tikus dan manusia yang sering berolahraga, yang ditandai dari lebih banyaknya aliran darah yang menuju dentate gyrus, yaitu bagian dari hippocampus yang terkait dengan ingatan.

Para peneliti akhirnya memberikan serangkaian tes kognitif untuk menguji temuan ini. Hasilnya, orang-orang yang lebih fit secara fisik ternyata juga lebih unggul dalam tes mengingat kata. “Latihan-latihan fisik kelihatannya menjadi sebuah cara yang sangat efektif untuk mengurangi penurunan ingatan akibat penuaan,” kata seorang peneliti yang terlibat. Nah, tunggu apa lagi? Segera bangkit dari kursi malas anda dan mulai berolahragalah!

0 comments:

Post a Comment

 
Copyright 2009 Whatever. Powered by Blogger
Blogger Templates created by Deluxe Templates
Blogger Showcase